KehidupanEkonomi Kerajaan Buleleng Selanjutnya saya akan menjelaskan tentang kehidupan ekonomi dalam sejarah kerajaan Buleleng. Masyarakat Buleleng dalam aspek ekonomi lebih mengutamakan sektor pertanian. Hal ini terlihat dari peninggalan kerajaan Buleleng seperti prasasti Bulian.
Monday, July 21, 2014 Tugas Sekolah Peta Lokasi Kerajaan Buleleng Selamat sorree sahabat dandi, pada kesempatan kali ini , saya akan membagikan anda informasi tentang kerajaan Buleleng Bali. Banyak dari teman-teman saya yang menanyakan informasi tentang kerajaan Buleleng, dan ketika saya melihat di internet, sangat minim sekali yang menyediakan informasi tentang kerajaan ini. Jadi bagi yang mencari informasi tentang kerajaan Buleleng, saya ada sedikit informasi bagi yang membutuhkan.. Kerajaan Buleleng Bali a. Pendiri, I Gusti Anglurah Panji Sakti Anaknya I Gusti Jelantik b. Kehidupan ekonomi Terdapat perdagangan di laut Ada pertanian berupa kapas, beras, asam, kemiri, dan bawang Menggunakan sistem alat tukar Sekian dari saya, semoga anda puas
KehidupanEkonomi Kerajaan Buleleng. Kegiatan ekonomi masyakarat Buleleng bertumpu pada sektor pertanian, keterangan kehidupan ekonomi masyarakat Buleleng dapat dipelajari dari prasasti bulian. Dalam prasasti bulian terdapat beberapa istilah yang berhubungan dengan sistem bercocok tanam seperti sawah, parlak "sawah kering", gaga " ladang
Untuk versi doc dapat diakses di BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kerajaan Buleleng merupakan Kerajaan Hindu Budha tertua di Bali. Kerajaan ini berkembang pada abad IX-XI Masehi. Kerajaan ini diperintah oleh Dinasti Warmadewa. Kerajaan ini dapat dipelajari melalui prasasti Belanjong, Penempahan, dan Melatgede. Kerajaan ini berpusat di Buleleng, Bali bagian utara. Buleleng tereletak dipesisir pantai, yang menyebabkan Buleleng sering disinggahi kapal-kapal. Wangsa dinasti Warmadewa adalah keluarga bangsawan yang pernah berkuasa di Pulau Bali. Pendiri dinasti ini adalah Sri Kesari Warmadewa, menurut riwayat lisan turun-temurun, yang berkuasa sejak abad ke-10. Namanya disebut-sebut dalam prasasti Blanjong di Sanur dan menjadikannya sebagai raja Bali pertama yang disebut dalam catatan tertulis. Menurut prasasti ini, Sri Kesari adalah penganut Buddha Mahayana yang ditugaskan dari Jawa untuk memerintah Bali. Dinasti inilah yang memiliki hubungan dekat dengan penguasa Kerajaan Medang periode Jawa Timur pada abad ke-10 hingga ke-11. Kerajaan Tulangbawang adalah salah suatu kerajaan yang pernah berdiri di Lampung. Kerajaan ini berlokasi di sekitar Kabupaten Tulang Bawang, Lampung sekarang. Tidak banyak catatan sejarah yang memberikan keterangan mengenai kerajaan ini. Musafir Tiongkok yang pernah mengunjungi Nusantara pada abad VII, yaitu I Tsing yang merupakan seorang peziarah Buddha, dalam catatannya menyatakan pernah singgah di To-Lang P'o-Hwang "Tulangbawang", suatu kerajaan di pedalaman Chrqse Pulau Sumatera. Namun Tulangbawang lebih merupakan satu Kesatuan Adat. Tulang Bawang yang pernah mengalami kejayaan pada Abad ke VII M. Jika dilihat dai hasil temuan dan penelitian tim arkeologi yang dilakukan di Kota Kapur, Pulau Bangka, yaitu pada tahun 1994, dapat diperoleh suatu petunjuk mengenai kemungkinan adanya sebuah pusat kekuasaan di daerah tersebut bahkan sejak masa sebelum kemunculan Kerajaan Sriwijaya. 2. Rumusan Masalah a. Bagaimana kehidupan politik, ekonomi, sosial, dan agama Kerajaan Buleleng? b. Bagaimana kehidupan politik, ekonomi, sosial, dan agama Keraajaan Tulangbawang? c. Bagaimana kehidupan politik, ekonomi, sosial, dan agama Keraajaan Kota Kapur? BAB II PEMBAHASAN a. Kehidupan Politik Dinasti Warmadewa didirikan oleh Sri Kesari Warmadewa. Berdasarkan prasasti Belanjong, Sri Kesari Warmadewa merupakan keturunan bangsawan Sriwijaya yang gagal menaklukan Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat. Kegagalan tersebut menyebabkan Sri Kesari Warmadewa memilih pergi ke Bali dan mendirikan pemerintahan baru. Buleleng diperkirakan menjadi salah satu daerah kekuasaan Dinasti Warmadewa. Pada tahun 989-1011 Kerajaan Buleleng diperintah oleh Udayana Warmadewa. Udayana memiliki 3 putra yaitu, Airlangga, Marakatapangkaja, dan Anak Wungsu. Selanjutnya Airlangga akan menjadi raja terbesar di Medang Kemulan, Jawa Timur. Menurut prasasti yang terdapat di pura Batu Madeg, Raja Udayan menjalin hubungan erat dengan Dinasti Isyana di Jawa Timur. Hubungan ini dilakukan karena permaisuri Udayana bernama Gunapriya Dharmapatni merupakan keturunan Mpu Sindok. Raja Udayana digantikan oleh putranya Marakatapangkaja. Rakyat Buleleng menganggap Marakatapangkaja sebagai sumber kebenaran hukum karena selalu melindungi rakyatnya. Marakatapangkaja membangun beberapa tempat peribadatan untuk rakyat. Salah satu peninggalan Marakatapangkaja adalah kompleks candi di Gunung Kawi Tampaksiring. Pemerintahan Marakatapangkaja digantikan oleh adiknya yaitu Anak Wungsu. Ia berhasil menjaga kestabilan kerajaan dengan menanggulangi berbagai gangguan dari dalam maupun luar kerajaan. Dalam menjalankan pemerintahan, Raja Buleleng dibantu oleh badan penasehat pusat yang disebut pakirankiran I jro makabehan. Badan ini berkewajiban memberikan tafsiran dan nasihat kepada raja atas berbagai permasalahan yang muncul. Pendiri dinasti Warmadewa adalah Sri Kesari Warmadewa, menurut riwayat lisan turun-temurun, yang berkuasa sejak abad ke-10. Namanya disebut-sebut dalam prasasti Blanjong di Sanur dan menjadikannya sebagai raja Bali pertama yang disebut dalam catatan tertulis. b. Kehidupan Sosial Dalam kehidupan sosial Kerajaan Buleleng, masyarakat Bali, tidak terlepas dari agama yang dianutnya yaitu agama hindu mempunyai pengaruh yang paling besar dari Budha sehingga keadaan sosialnya sebagai berikut 1 Terdapat pembagian golongan/kasta dalam masyarakat yaitu Brahmana, Ksatria dan Waisya. 2 Masing-masing golongan mempunyai tugas dan kewajiban yang tidak sama disbanding keagamaan. 3 Pada masa Anak Wungsu dikenal adanya beberapa golongan pekerja khusus yaitu pande besi, pande emas, dan pande tembaga dengan tugas membuat alat-alat pertanian, alat-alat rumah tangga, senjata, perhiasan dan lain-lain. Hasil budaya kerajaan buleleng antara lain 2 Cap Materai kecil dari tanah liat yang disimpan dalam stupa kecil 3 Arca misalnya arca durga. 4 Dua kitab undang-undang yang dipakai pada masa pemerintahan Jayasakti yaitu Uttara Widdhi Balawan dan Rajawacana/Rajaniti. c. Kehidupan Ekonomi Pada zaman keemasan Dinasti Warmadewa, kegiatan yang paling terkenal dari kerajaan ini adalah perdagangan, dengan barang dagangan berupa, beras, asam, kemiri, dan hasil pertanian lainnya. Diketahui juga bahwa kerajaan ini sudah menggunakan alat tukar berupa uang dengan nama ma su dan piling. Buleleng berkembang menjadi pusat perdagangan laut. Hasil pertanian dari pedalaman diangkut lewat darat menuju Buleleng. Dari Buleleng barang dagangan yang berupa hasil pertanian seperti kapas, beras, asam, kemiri, dan bawang diangkut atau diperdagangkan ke pulau lain. Menurut prasasti yang disimpan di desa Sembiran yang berangka tahun 1065 M ini perdagangan dengan daerah seberang mengalami perkembangan pesat pada masa Dinasti Warmadewa yang diperintah oleh Anak Wungsu. Prasasti itu memiliki arti, β€œandai kata ada saudagar dari seberang yang datang dengan jukung bahitra berlabuh di manasa...” Dengan perkembangan perdagangan laut antar pulau di zaman kuno secara ekonomis Buleleng meiliki peranan yang penting bagi perkembangan kerajaan-kerajaan di Bali, misalnya Kerajaan Dinasti Warmadewa. d. Kehidupan Agama Agama Hindu Syiwa mendominasi kehidupan masyarakat Buleleng. Tetapi tradisi megalitik masih mengakar kuat dalam masyarakat Buleleng. Kondisi ini dibuktikan dengan ditemukannya beberapa bangunan pemujaan seperti punden berundak di sekitar pura-pura di Hindu. Pada masa pemerintahan Janasadhu Warmadewa agama Budha mulai berkembang. Perkembangan ini ditandai dengan penemuan unsur-unsur Budha seperti arca Budha di Gua Gajah dan stupa di pura Pegulingan. Agama Hindu dan Budha mulai mendapat peranan penting pada masa Raja Udayana. Pada masa ini pendeta Syiwa dan brahmana Budha diangkat sebagai salah satu penasehat raja. Masyarakat Buleleng menganut agama Hindu Waesnawa. 2. Kerajaan Tulangbawang a. Kehidupan Politik Kerajaan Tulang Bawang berdiri sekitar abad ke 4 masehi dengan rajanya pertama yang bernama Mulonou. Diperkirakan, raja ini asal-usulnya berasal dari daratan Cina. Dari namanya, Mulonou Jadi berarti Asal Jadi. Mulonou= Asal/Mulanya dan Jadi= Jadi. Raja Mulonou Jadi pada masa kemudiannya oleh masyarakat juga di kenal dengan nama Mulonou Aji dan Mulonou Haji. Prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan di Palembang menyebut, saat itu Kerajaan Sriwijaya telah berkuasa dan ekspedisinya menaklukkan daerah-daerah lain, terutama dua pulau yang berada di bagian barat Indonesia. Sejak saat itu, nama dan kebesaran Kerajaan Tulang Bawang yang sempat berjaya akhirnya lambat laun meredup seiring berkembangnya kerajaan maritim tersebut. Semasanya, daerah ini telah terbentuk suatu pemerintahan demokratis yang di kenal dengan sebutan marga. Marga dalam bahasa Lampung di sebut mego/megou dan mego-lo bermakna marga yang utama. Di mana pada waktu masuknya pengaruh Devide Et Impera, penyimbang marga yang harus ditaati pertama kalinya di sebut dengan Selapon. Sela berarti duduk bersila atau bertahta. Sedangkan pon/pun adalah orang yang dimulyakan. b. Kehidupan Sosial Kebudayaan Tulang Bawang adalah tradisi dan kebudayaan lanjutan dari peradaban Skala Brak. Karena dari empat marganya, yaitu Buai Bulan, Buai Tegamoan, Buai Umpu dan Buai Aji, di mana salah satu buai tertuanya adalah Buai Bulan, yang jelas bagian dari Kepaksian Skala Brak Cenggiring dan merupakan keturunan dari Putri Si Buai Bulan yang melakukan migrasi ke daerah Tulang Bawang bersama dua marga lainnya, yakni Buai Umpu dan Buai Aji. Dengan demikian, adat budaya suku Lampung Tulang Bawang dapat dikatakan lanjutan dari tradisi peradaban Skala Brak yang berasimilasi dengan tradisi dan kebudayaan lokal, yang dimungkinkan sekali telah ada di masa sebelumnya atau sebelum mendapatkan pengaruh dari Kepaksian Skala Brak. c. Kehidupan Ekonomi Ketika ditemukan oleh I-Tsing pada abad ke-4, kehidupan masyarakat Tulang Bawang masih tradisional. Meski demikian, mereka sudah pandai membuat kerajinan tangan dari logam besi dan membuat gula aren. Dalam perkembangan selanjutnya, kehidupan masyarakat Tulang Bawang juga masih ditandai dengan kegiatan ekonomi yang terus bergeliat. Pada abad ke-15, daerah Tulang Bawang dikenal sebagai salah satu pusat perdagangan di Nusantara. Pada saat itu, komoditi lada hitam merupakan produk pertanian yang sangat diunggulkan. d. Kehidupan Agama Ketika syiar ajaran agama Hindu sudah masuk ke daerah Selapon, maka mereka yang berdiam di Selapon ini mendapat gelaran Cela Indra atau dengan istilah yang lebih populer lagi di kenal sebutan Syailendra atau Syailendro yang berarti bertahta raja 3. Kerajaan Kotakapur a. Kehidupan Politik Di situs Kota Kapur selain telah ditemukan sebuah inskripsi batu dari Kerajaan Sriwijaya yang berangka tahun 608 Saka 686 Masehi, telah ditemukan peninggalan-peninggalan yang lain di antaranya sebuah arca Wisnu dan sebuah arca Durga Mahisasuramardhini. Dari peninggalan arkeologi tersebut terlihat kekuasaan di Pulau Bangka pada waktu itu bercorak Hindu-Waisnawa, seperti di Kerajaan Tarumanegara. Temuan lain yang penting dari situs Kota Kapur ini adalah peninggalan berupa benteng pertahanan yang kokoh berbentuk dua buah tanggul sejajar terbuat dari timbunan ini menunjukkan angka tahun 530 M sampai 870 M. Benteng pertahanan tersebut dibangun sekitar pertengahan abad ke-6. Penguasaan Pulau Bangka oleh Sriwijaya ditandai dengan inskripsi Sriwijaya di Kota Kapur yang berangka tahun 608 Saka 686 Masehi, isinya tentang dikuasainya wilayah ini oleh Sriwijaya. Sejak dikuasainya Pulau Bangka oleh Sriwijaya pada tahun 686 maka berakhirlah kekuasaan awal yang ada di Pulau Bangka. b. Kehidupan Sosial Aspek kehidupan sosial di kotakapur sampai makalah ini dibuat masih diteliti dan dikaji, sehingga belum ada infotmasi mengenai kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Kotakapur c. Kehidupan Ekonomi Penguasaan Pulau Bangka oleh Sriwijaya berkaitan dengan peranan selat bangsa sebagai pintu gerbang dari pelayaran niaga Asia Tenggara pada waktu itu. d. Kehidupan Agama Dari hasil penelitian arkeologi yang dilakukan di Kota Kapur tahun 1994, diperoleh petunjuk tentang kemungkinan adanya sebuah pusat kekuasaan di daerah itu sebelum munculnya Kerajaan Sriwijaya. Pusat kekuasaan ini meninggalkan temuan arkeologi berupa sisa-sisa sebuah bangunan candi Hindu Waisnawa terbuat dari batu bersama dengan arca-arca batu, di antaranya dua buah arca.
kehidupanekonomi dan kehidupan sosial kerajaan buleleng dan dinasti warmadewa di bali? Iklan Jawaban 3.6 /5 207 RestiFauziah896 kehidupan ekonomi: bersektor pada pertanian, ada dalam prasasti Bulian. komoditas yangterkenal di buleleng adalah kuda. Ilustrasi Kehidupan Ekonomi Kerajaan Buleleng. Foto dok. Andras Kovacs UnsplashKehidupan ekonomi Kerajaan Buleleng ditopang pada sektor perdagangan dan pertanian. Selama Kerajaan Buleleng menguasai sebagian daerah Bali, kerajaan ini memiliki kehidupan sosial masyarakat yang khas dan berbeda dibanding kondisi sosial di kerajaan tentang kondisi sosial dan ekonomi masyarakat Kerajaan Buleleng dalam artikel ini dapat menambahkan wawasan tentang kerajaan-kerajaan yang pernah berdiri di Ekonomi Kerajaan Buleleng dan Kondisi SosialnyaIlustrasi Kehidupan Ekonomi Kerajaan Buleleng. Foto dok. Will Esayenko UnsplashKerajaan Buleleng adalah salah satu kerajaan yang cukup dikenal di Bali. Kerajaan ini berdiri pada abad ke-17 M. Lebih lengkap pembahasan tentang sejarah Kerajaan Buleleng dipaparkan dalam buku berjudul Mengenal Kerajaan-Kerajaan Nusantara yang ditulis oleh Deni Prasetyo 2009 95.Dalam buku tersebut tertulis bahwa Kerajaan Buleleng merupakan salah satu kerajaan yang berdiri di Bali pada abad ke-17. Kerajaan ini didirikan oleh I Gusti Anglurah Panji Sakti. Ia membangun Kerajaan Buleleng dengan cara menyatukan seluruh wilayah di sekitar Bali Utara atau yang juga dikenal dengan nama Den Gusti Anglurah Panji Sakti merupakan anak dari I Gusti Ngurah Jelantik. Di bawah pimpinannya, Kerajaan Buleleng berkembang dengan baik, bahkan pernah memperluas kekuasaannya hingga ke ujung timur pulau Jawa, yaitu menguasai Kerajaan Blambangan yang berada di setelah I Gusti Ngurah Panji Sakti wafat, Kerajaan Buleleng mulai mengalami keruntuhan hingga pada tahun 1780 Kerajaan Buleleng jatuh pada kekuasaan Kerajaan Karangasem. Kemudian pada tahun 1848 Belanda menyerang Benteng Jagaraga di Buleleng. Perlawanan ini dikenal sebagai Perang tersebut selaras dengan yang dijelaskan dalam buku Kisah Perjuangan Pahlawan Indonesia yang disusun oleh Lia Nuralia, Iim Imadudin, Randi Renggana 2010. Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa pada masa Kerajaan Buleleng berdiri, terjadi perlawanan yang dikenal dengan nama Perang Puputan terjadi di Jagaraga pada tahun 1848. Perang yang terjadi antara pasukan Kerajaan Buleleng dengan pihak Belanda. Dalam perang ini, I Gusti Ketut Jelantik mengajak semua anggota Kerajaan Buleleng beserta rakyatnya untuk memperjuangkan daerahnya agar tidak dirampas oleh Kerajaan Buleleng berkuasa, kondisi perekonomian masyarakatnya bergantung pada hasil pertanian dan perdagangan. Komoditas pertanian yang diperdagangkan antara lain seperti kapas, beras, asam, kemiri, dan kehidupan sosial masyarakat pada masa Kerajaan Buleleng ditandai dengan agama Hindu sebagai agama yang paling banyak dianut masyarakatnya. Tak hanya itu, masyarakat di masa Kerajaan Buleleng juga menganut sistem pembahasan tentang kehidupan ekonomi kerajaan Buleleng dan kondisi kehidupan sosial masyarakatnya. Pengetahuan ini dapat membantu untuk mengenal kerajaan-kerajaan yang sempat berdiri di Indonesia. DAP KehidupanEkonomi Kegiatan ekonomi masyarakat Buleleng bertumpu pada sektor pertanian. Keterangan kehidupan masyarakat Buleleng dapat dipelajari dari prasasti Bulian. Dalam prasasti Bulian terdapat bebrapa istilah yang berhubungan dengan sistem bercocok tanam seperti sawah, parlak (sawah kering), (gaga) ladang, kebwan (kebun), dan lain sebagainya. - Kerajaan Buleleng adalah salah satu kerajaan bercorak Hindu di Bali yang letaknya berada di Singaraja. Kerajaan ini berdiri pada sekitar pertengahan abad ke-17, setelah seluruh wilayah Bali utara yang sebelumnya dikenal dengan nama Den Bukit, berhasil disatukan. Pendiri Kerajaan Buleleng adalah I Gusti Anglurah Panji Sakti dari Wangsa hampir dua abad berkuasa, masa pemerintahan kerajaan ini berakhir pada abad ke-19 karena jatuh ke tangan Belanda. Sejarah Kerajaan Buleleng I Gusti Anglurah Panji Sakti adalah putra penguasa Kerajaan Gelgel dari istri seorang selir. Karena dikhawatirkan akan menggeser posisi pewaris takhta, Panji Sakti diasingkan ke kampung halaman ibunya di Den Bukit, Bali daerah itu, Panji Sakti berhasil menyatukan wilayah-wilayah di sekitarnya dan akhirnya dinobatkan menjadi raja pada 1660 dan kerajaannya dikenal dengan nama Kerajaan Buleleng. Pada awal didirikan, Kerajaan Buleleng mampu berkembang pesat dan bahkan mencapai masa kejayaan. Baca juga Daftar Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia Masa kejayaan Kerajaan Buleleng I Gusti Anglurah Panji Sakti tidak hanya menjadi pendiri dan raja pertama yang berkuasa, tetapi juga berhasil membawa Kerajaan Buleleng menikmati masa kejayaan. Pada masa pemerintahannya, kekuasaannya meluas sampai ke Blambangan di ujung Jawa Timur.

KERAJAANBULELENG Kerajaan Buleleng Buleleng, Den Bukit 1660-1950 Lambang Ibukota Singaraja, Sukasada Bahasa Bali Agama Hindu Pemerintahan Monarki Sejarah (Akan dibahas) - Didirikan 1660 - Dibubarkan 1950 PETA KERAJAAN BULELENG 12. Sejarah Berdirinya Kerajaan Buleleng Hubungan gelap Ki Barak 13.

Kerajaan Buleleng merupakan kerajaan tertua di Bali. Kerajaan ini berkembang pada abad IX-XI Masehi. Kerajaan Buleleng diperintah oleh Dinasti Warmadewa. Keterangan mengenai kehidupan masyarakat kerajaan Buleleng pada masa Dinasti Warmadewa dapat dipelajari dari beberapa prasasti seperti prasasti Belanjong, Panempahan, dan Melatgede. Kerajaan Buleleng adalah suatu kerajaan di Bali utara yang didirikan sekitar pertengahan abad ke-17 dan jatuh ke tangan Belanda pada tahun 1849. Kerajaan ini dibangun oleh I Gusti Anglurah Panji Sakti dari Wangsa Kepakisan dengan cara menyatukan seluruh wilayah wilayah Bali Utara yang sebelumnya dikenal dengan nama Den Bukit. I Gusti Anglurah Panji Sakti, yang sewaktu kecil bernama I Gusti Gde Pasekan adalah putra I Gusti Ngurah Jelantik dari seorang selir bernama Si Luh Pasek Gobleg berasal dari Desa Panji wilayah Den Bukit. I Gusti Panji memiliki kekuatan supra natural dari lahir. I Gusti Ngurah Jelantik merasa khawatir kalau I Gusti Ngurah Panji kelak akan menyisihkan putra mahkota. Dengan cara halus I Gusti Ngurah Panji yang masih berusia 12 tahun disingkirkan ke Den Bukit, ke desa asal ibunya, Desa Panji.

16 Kehidupan Ekonomi Kerajaan Buleleng Kehidupan ekonomi bersektor pada pertanian, ada dalam Prasasti Bulian. Komoditas yang terkenal di Buleleng adalah kuda. 1. Bertumpu pada sektor pertanian 2. Perdagangan antar pulau sudah cukup maju 3. Komoditas yang terkenal adalah kuda 4. Saran jawaban terbaik dari IowaJournalist untuk AndaJawaban Kehidupan PolitikDinasti Warmadewa didirikan oleh Sri Kesari Warmadewa. Berdasarkan prasasti Belanjong, Sri Kesari Warmadewa merupakan keturunan bangsawan Sriwijaya yang gagal menaklukkan Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat. Kegagalan tersebut menyebabkan Sri Kesari Warmadewa memilih pergi ke Bali dan mendirikan sebuah pemerintahan baru di wilayah tahun 989-1011 Kerajaan Buleleng diperintah oleh Udayana Warmadewa. Udayana memiliki tiga putra, yaitu Airlangga, Marakatapangkaja, dan Anak Wungsu. Kelak, Airlangga akan menjadi raja terbesar Kerajaan Medang Kamulan di Jawa Timur. Menurut prasasti yang terdapat di pura batu Madeg, Raja Udayana menjalin hubungan erat dengan Dinasti Isyana di Jawa Timur. Hubungan ini dilakukan karena permaisuri Udayana bernama Gunapriya Dharmapatni merupakan keturunan Mpu Sindok. Kedudukan Raja Udayana digantikan putranya, yaitu Buleleng menganggap Marakatapangkaja sebagai sumber kebeneran hukum karena ia selalu melindungi rakyatanya. Marakatapangkaja membangun beberapa tempat peribadatan untuk rakyat. Salah satu peninggalan Marakatapangkaja adalah kompleks candi di Gunung Kawi Tampaksiring. Pemerintahan Marakatapangkaja digantikan oleh adiknya, Anak Wungsu. Anak Wungsu merupakan raja terbesar dari Dinasti Warmadewa. Anak Wungsu berhasil menjaga kestabilan kerajaan dengan menanggulangi berbagai gangguan, baik dari dalam maupun luar menjalankan pemerinahan, Raja Buleleng dibantu oleh badan penasihat pusat yang disebut pakirankiran i jro makabehan. Badan ini terdiri atas senapati dan pendeta Siwa serta Buddha. Badan ini berkewajiban memberi tafsiran dan nasihat kepada raja atas berbagai permasalahan yang muncul dalam masyarakat. Senapati bertugas di bidang kehakiman dan pemerintahan, sedangkan pendeta mengurusi masalah sosial dan Sosial BudayaPara ahli memperkirakan keadaan masyarakat Buleleng pada masa Dinasti Warmadewa tidak begitu jauh berbeda dengan masyarakat pada saat ini. Pada masa pemerintahan Udayana, masyarakat hidup berkelompok dalam suatu daerah yang disebut wanua. Sebagaian besar penduduk yang tinggal di wanuabermata pencaharian sebagai petani. Sebyah wanua dipimpin seorang tetua yang dianggap pandai dan mampu mengayomi masa pemrintahan Anak Wungsu, masyarakat Buleleng dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu golongan caturwarna dan golongan luar kasta jaba. Pembagian ini didasarkan pada kepercayaan Hindu yang dianut masyarakat Bali. Raja Anak Wungsu juga mengenalkan sistem penamaan bagi anak pertama, kedua, ketiga, dan keempat dengan nama pengenal sebagai Anak pertama dinamakan wayan. Kata wayan berasal dari wayahan yang berarti Anak kedua dinamakan made. Kata made berasal dari madya yang berarti Anak ketiga dinamakan nyoman. Kata nyoman berasal dari nom yang berarti Anak keempat dinamakan ketut. Kata ketut berasal dari tut yang berarti pemerintahan Anak Wungsu, peraturan dan hukum ditegakkan dengan adil. Masyarakat diberi kebebasan berbicara. Jika masyarakat ingin menyampaikan pendapat, mereka didampingi pejabat desa untuk menghadap langsung kepada raja. Kebebasan tersebut membuktikan Raja Anak Wungsu sangat memperhatikan nasib rakyat yang dipimpinnya. Jiwa seperti inilah yang saharusnya dilakukan pemimpin pada saat itu. Jika Anda menjadi seorang pemimpin, Anda harus mendegar dan merespons segala keluhan rakyat. Kehidupan EkonomiKegiatan ekonomi masyarakat Buleleng bertumpu pada sektor pertanian. Keterangan kehidupan ekonomi masyarakat Buleleng dapat dipelajari dari prasasti Bulian. Dalam prasasti Bulian terdapat beberapa istilah yang berhubungan dengan sisitem bercocok tanam seperti sawah, parlak sawah kering, gaga ladang, kebwan kebun, mmal ladang di pegunungan, dan kasuwakan pengairan sawah. Pada masa pemerintahan Marakatapangkaja kegiatan pertanian berkembang pesat. Perkembangan tersebut erat kaitannya dengan penemuan urut – urutan menanam padi, yaitu mbabaki pembukaan tanah, mluku membajak, tanem menanam padi, matun menyiangi, ani-ani menuai padi, dan nutu menumbuk padi. Dari keterangan tersebut sangat jelas bahwa pada masa pemerintahan Marakatapangkaja penggarapan tanah sudah maju dan tidak jauh berbeda dengan pengolahan tanah pada masa antarpulau di Buleleng sudah cukup maju. Kemajuan ini ditandai dengan banyaknya saudagar yang bersandar dan melakukan kegiatan perdagangan dengan penduduk Buleleng. Komoditas dagang yang terkenal dari Buleleng aalah kuda. Dalam prasasti Lutungan disebutkan bahwa Raja Anak Wungsu melakukan transaksi perdagangan tiga puluh ekor kuda dengan saudagar dari Pulau Lombok. Keterangan tersebut membuktikan bahwa perdagangan pada saai itu sudah maju sebab kuda merupakan binatang besar sehingga memerlukan kapal besar pula untuk mengangkutnya.IowaJournalist Indonesia PastiBisa PintarBelajar DuniaBelajar Pendidikan Sekolah AyoBelajar TanyaJawab AyoMembaca AyoPintar KitaBisa DuniaPendidikan IndonesiaMajuSekian informasi yang dapat rangkumkan berkenaan tanya-jawab yang telah kamu ajukan dan cari. Jika kamu membutuhkan informasi lainnya, silahkan pilih kategori rangkuman di atas dapat bermanfaat untuk teman-teman semua dalam mencari jawaban. Me8cXqe.
  • hr518fftmk.pages.dev/216
  • hr518fftmk.pages.dev/594
  • hr518fftmk.pages.dev/298
  • hr518fftmk.pages.dev/465
  • hr518fftmk.pages.dev/413
  • hr518fftmk.pages.dev/64
  • hr518fftmk.pages.dev/319
  • hr518fftmk.pages.dev/223
  • kehidupan ekonomi kerajaan buleleng